• 04/23/2024
mikephilipsforcongress.com

Deteksi Dini Kanker Serviks: Kunci Mengurangi Angka Morbiditas dan Mortalitas

mikephilipsforcongress.com – Kanker serviks merupakan salah satu tantangan kesehatan utama yang dihadapi perempuan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021, kanker serviks menduduki peringkat kedua jenis kanker yang paling sering diderita oleh perempuan di Indonesia, dengan 36.633 kasus yang dilaporkan, atau sekitar 17,2% dari total kasus kanker pada perempuan. Lebih mengkhawatirkan adalah tingginya tingkat kematian yang berkaitan dengan kanker serviks, mencapai 21.003 atau 19,1% dari kasus, sering kali dikaitkan dengan diagnosis terlambat dan kurangnya kesadaran akan pentingnya skrining.

Gejala Kanker Serviks

dr Fitriyadi Kusuma, SpOG Subsp Onk, seorang spesialis obstetri dan ginekologi, memaparkan bahwa kanker serviks dapat memperlihatkan beberapa gejala klinis, khususnya setelah berhubungan seksual. Gejala yang paling umum adalah perdarahan di vagina. “Lesi kanker serviks sering kali sangat sensitif dan dapat menyebabkan perdarahan saat disentuh, yang menjelaskan mengapa perdarahan ini dapat terjadi setelah hubungan intim,” ungkap dr Fitriyadi dalam sebuah konferensi pers.

Urgensi Skrining dan Pemeriksaan Dini

Mengingat bahwa perdarahan bisa merupakan indikasi kanker serviks yang telah mencapai stadium lanjut, dr Fitriyadi menekankan perlunya pemeriksaan dan perawatan segera. Beliau menyuarakan harapannya agar masyarakat, terutama wanita yang telah aktif secara seksual, tidak ragu untuk melakukan pemeriksaan dini di fasilitas kesehatan.

Penanda Lain dari Kanker Serviks

Disamping perdarahan, gejala lain yang bisa dirasakan oleh wanita termasuk kram pasca hubungan intim, rasa tidak nyaman di area vagina, dan hadirnya bau yang tidak biasa. Simtom-simtom ini harus dianggap serius dan menjadi alasan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Kesadaran tentang gejala kanker serviks dan pengenalan akan pentingnya skrining dini adalah kunci dalam upaya mengurangi angka morbiditas dan mortalitas dari penyakit ini. Edukasi masyarakat harus terus ditingkatkan, untuk mendorong lebih banyak wanita melakukan deteksi dini dan mendapatkan pengobatan yang sesuai guna meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup.