• 04/23/2024
mikephilipsforcongress.com

Perluasan Horison Antariksa: Program Artemis dan Integrasi Kerjasama AS-Jepang

mikephilipsforcongress.com – Dalam kerangka program Artemis, Administrasi Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) bersama dengan pemerintah Amerika Serikat, telah merencanakan pengiriman ulang astronaut ke permukaan Bulan sebelum tahun 2030. Program ini mencatatkan inovasi melalui inklusi internasional yang signifikan, dengan Jepang mengonfirmasi partisipasi astronautnya dalam misi pendaratan.

Formalisasi Kemitraan Antariksa AS-Jepang

Kerjasama ini diresmikan melalui perjanjian bilateral, yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. Perjanjian ini mengejawantahkan komitmen kedua negara terhadap pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi antariksa.

Kontinuitas Misi Bulan: Dari Apollo ke Artemis

Sejak era program Apollo yang berakhir pada tahun 1972, belum ada lagi misi yang berhasil mendaratkan manusia di Bulan. Program Artemis, yang diluncurkan sebagai kelanjutan dari eksplorasi manusia di Bulan, menjanjikan inklusi yang lebih luas dengan melibatkan astronaut dari berbagai negara mitra.

Jadwal dan Peran dalam Misi Artemis

Meskipun jadwal untuk pendaratan astronaut Jepang belum diperinci, Artemis 2, yang akan diluncurkan pada tahun 2025, dijadwalkan untuk memasukkan astronaut Kanada sebagai bagian dari misi. Artemis 3, yang direncanakan untuk tahun 2026, diharapkan akan menjadi momen bersejarah dengan terjadinya pendaratan oleh astronaut Jepang.

Persiapan dan Seleksi Astronaut oleh JAXA

JAXA, badan antariksa Jepang, telah mempersiapkan kader astronautnya untuk peluang yang belum pernah ada sebelumnya ini. Dari tujuh astronaut aktif yang sedang menjalani pelatihan, JAXA akan memilih wakil yang akan bergabung dalam misi Artemis.

Kontribusi Inovatif Jepang: Pengembangan Lunar Cruiser

Jepang juga akan menyumbangkan inovasi teknologi dalam bentuk Lunar Cruiser, rover yang direncanakan untuk memberikan dukungan pada misi Artemis 7 pada tahun 2031. Kontribusi ini menandai kapabilitas teknologi Jepang yang signifikan dalam kontribusinya pada eksplorasi antariksa.

Pengembangan program Artemis yang melibatkan kerjasama AS-Jepang merupakan langkah strategis yang memperkuat hubungan internasional dalam eksplorasi antariksa. Inisiatif ini tidak hanya memperbarui kegiatan manusia di Bulan tetapi juga mendorong pendekatan kolaboratif dalam mengejar tujuan antariksa yang lebih ambisius.