Migrasi Seniman dari Instagram ke Cara: Respons Terhadap Kebijakan AI Meta
mikephilipsforcongress.com – Instagram mengalami penurunan jumlah pengguna, khususnya di kalangan seniman, yang mulai beralih ke platform baru bernama Cara, yang baru beroperasi selama satu tahun. Pemicu utama migrasi ini adalah keputusan Meta untuk memanfaatkan foto dan konten yang diunggah pengguna di Instagram dan Facebook dalam pelatihan model kecerdasan buatan (AI) mereka. Kekhawatiran tumbuh di antara seniman bahwa Emu, alat generator gambar berbasis teks milik Instagram, dapat meniru karya seni mereka.
Chris Cox, Chief Product Officer Meta, baru-baran ini mengonfirmasi bahwa perusahaan memang menggunakan konten pengguna dalam pengembangan Emu. Lebih jauh, pengguna di Eropa telah diberitahu bahwa unggahan mereka digunakan dalam proses pelatihan AI.
Hal ini berkorelasi dengan pertumbuhan pengguna di platform Cara, yang menurut laporan dari Business Insider dan Tech Crunch, telah mencapai lebih dari 600 ribu pengguna baru hanya dalam minggu pertama Juni. Berbeda dengan Meta, Cara berkomitmen untuk tidak menggunakan AI dalam cara yang melibatkan konten pengguna. Platform ini juga menyediakan fitur yang mencegah eksploitasi konten pengguna oleh AI milik pihak lain.
Menurut Meridian Culpepper, seorang seniman animasi dari Los Angeles yang diwawancarai oleh Business Insider, seniman memilih Cara karena tidak setuju dengan kebijakan AI Instagram. “Seniman memilih Cara karena frustrasi dan ketidaksetujuan dengan kebijakan AI [di Instagram],” katanya.
Seniman yang beralih ke Cara bertujuan untuk melindungi hak cipta atas karya mereka. Beberapa juga mendesak pemerintah untuk turun tangan mengatur penggunaan konten kreatif dalam pelatihan AI oleh platform besar. Seorang mahasiswa animasi dari Singapura, Noah Smith, menyatakan kekecewaannya atas kurangnya kebijakan di Singapura yang melarang Instagram dan Facebook menggunakan gambar serta karya seni mereka untuk pelatihan AI.