• 02/26/2024

Tiwah: Ritual Sakral Suku Dayak dalam Menghormati Leluhur

mikephilipsforcongress.com – Tiwah adalah upacara pemakaman tradisional yang dilakukan oleh suku Dayak, khususnya sub-suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah, Indonesia. Upacara ini merupakan serangkaian ritual adat yang bertujuan untuk mengantarkan roh leluhur ke alam baka, yang disebut Lewu Tatau, atau Surga dalam kepercayaan Kaharingan, agama asli suku Dayak. Melalui artikel ini, kita akan menelusuri sejarah dan makna upacara Tiwah serta perannya dalam kehidupan masyarakat Dayak.

Sejarah Upacara Tiwah

Sejarah upacara Tiwah tidak terlepas dari agama Kaharingan, yang merupakan sistem kepercayaan animisme dan dinamisme yang diakui sebagai salah satu agama di Indonesia. Upacara ini telah dilakukan sejak zaman pra-Hindu-Buddha di Nusantara, dan terus dilestarikan hingga kini, meskipun telah mengalami beberapa adaptasi seiring waktu.

Proses dan Tahapan Upacara Tiwah

Upacara Tiwah dilaksanakan dalam beberapa tahapan dan bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa bulan, tergantung pada status sosial dari almarhum serta sumber daya yang dimiliki keluarga. Tahapan utama dari Tiwah meliputi:

  1. Pembuatan Sandung: Sandung adalah tempat penampungan tulang belulang yang telah dibersihkan. Pembuatan sandung ini memerlukan keahlian khusus dan dilaksanakan dengan ritual tertentu.
  2. Pembersihan Tulang: Setelah jenazah dimakamkan secara sementara, tulang-tulang kemudian dibersihkan dalam sebuah prosesi yang dikenal sebagai “nyadong” atau “nulak benua”.
  3. Ritual Pengantaran Roh: Prosesi ini melibatkan persembahan kepada roh almarhum dan para dewa dengan harapan agar roh leluhur mendapat tempat yang layak di alam baka dan tidak mengganggu yang hidup.
  4. Pesta Tiwah: Ini adalah puncak dari upacara Tiwah, sebuah perayaan yang melibatkan seluruh anggota masyarakat dengan banyak makanan, minuman, tarian, dan musik, sebagai bentuk penghormatan kepada yang telah meninggal.

Makna Filosofis Tiwah

Tiwah bukan hanya tentang penghormatan kepada yang telah meninggal, tetapi juga tentang pemeliharaan hubungan antara manusia dengan alam, dewa, dan roh nenek moyang. Upacara ini mencerminkan kepercayaan bahwa roh orang yang telah meninggal tetap ada dan terus memengaruhi kehidupan di dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga yang ditinggalkan untuk melaksanakan Tiwah dengan baik agar roh almarhum dapat beristirahat dengan damai.

Pelestarian Tradisi Tiwah

Meskipun modernisasi dan perubahan sosial telah memengaruhi praktik tradisional, upacara Tiwah tetap dijalankan oleh masyarakat Dayak sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Pemerintah dan berbagai organisasi budaya berusaha melestarikan upacara Tiwah dengan cara mendokumentasikan dan mempromosikan ritual ini sebagai warisan budaya.

Tiwah dalam Konteks Modern

Dalam konteks modern, upacara Tiwah tidak hanya berfungsi sebagai sarana spiritual, tetapi juga sebagai atraksi wisata budaya yang menarik bagi pengunjung domestik dan internasional. Ini menjadi kesempatan bagi suku Dayak untuk membagikan tradisi mereka kepada dunia luar.

Kesimpulan

Tiwah adalah warisan budaya yang kaya akan nilai spiritual dan sosial, mencerminkan kedalaman kepercayaan masyarakat Dayak dalam menghormati leluhur dan mengelola hubungan antara dunia material dan spiritual. Sebagai tradisi yang menggabungkan ritual keagamaan dengan perayaan kehidupan, Tiwah terus memainkan peran penting dalam menjaga keharmonisan dan identitas budaya suku Dayak di Kalimantan.